Archives

gravatar

Jika Copot Keistimewaan Yogya, Kembalikan Dulu 5 Juta Gulden Plus Bunga


Jakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta paling berperan saat Republik Indonesia mengalami masa-masa sulit di masa awal kemerdekaan. Jutaan gulden dikucurkan dari kocek pribadi kraton untuk membayar para pegawai pemerintah tiga bulan pertama pemerintahan dipindah ke Yogya. Ibaratnya, Yogyakarta merawat bayi RI yang baru lahir.

"Kita hendaknya hargai sejarah, termasuk membalas budi kepada DIY, termasuk juga Sultan HB IX. Pada tahun 1945-1948 bahkan sampai awal 1949, Yogyakarta bagaikan bidan yang merawat bayi RI yang baru lahir," kata sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/11/2010).

Pada tahun-tahun tersebut, Ibukota Indonesia yang masih berada di Jakarta sedang dalam suasana mencekam. Ribuan orang tewas dibantai oleh Belanda, Jepang, dan bahkan penduduk pribumi sendiri hingga akhirnya Soekarno-Hatta pun mengungsi ke Yogyakarta.

"Bayangkan, Soekarno dan keluarganya bersama Hatta waktu itu ke Yogyakarta naik satu gerbong ke Yogya tanpa bawa apa-apa. Kemudian ditampung di Yogya oleh Sultan HB," papar Asvi.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Maklumat 5 September 1945


Yogyakarta adalah daerah pertama yang menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di saat kerajaan-kerajaan lain waktu itu masih bimbang akan memihak Belanda atau NKRI. Bahkan ada kerajaan yang secara terang-terangan memihak Belanda. Penyebutan Istimewa dari Pemerintah NKRI yang kemudian diikuti dengan sejarah perpindahan ibukota ke Yogyakarta ini salah satu akarnya adalah "Maklumat 5 September 1945 Sultan Hamengkubuwono IX, yang terkenal dengan sebutan “AMANAT SERIPADUKA INGKANG SINUWUN KANDJENG SULTAN YOGYAKARTA.” Berikut isi amanat tersebut:


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

PBB Prihatin Perang Internet WikiLeaks


VIVAnews - Perang internet (cyber war) yang gencar akhir-akhir ini menyangkut sepak terjang WikiLeaks telah membuat prihatin suatu lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).


Bagi PBB, isu WikiLeaks ini seharusnya diselesaikan melalui jalur hukum, bukan melalui perang internet yang merugikan banyak pihak.

Demikian ungkap Komisaris Tinggi PBB untuk urusan Hak Asasi Manusia (HAM) Navi Pillay di Jenewa, Swiss, Kamis 9 Desember 2010 waktu setempat. "Inilah apa yang disebut media sebagai perang internet. Situasi saat ini benar-benar menakjubkan," kata Pillay seperti dikutip kantor berita Associated Press.

Dia prihatin bahwa situasi yang menyangkut WikiLeaks telah menyebabkan baku serang antar peretas di dunia maya dan telah melibatkan sejumlah perusahaan terkemuka dalam layanan maupun aktivitas mereka di internet.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

"Kampanye Hak Asasi Manusia (HAM) 2010 bagi Pelajar SMA se-DKI Jakarta"


Jakarta (ANTARA) - Ribuan pelajar SMA se-DKI Jakarta memenuhi stadion bulu tangkis Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu melakukan "Kampanye Hak Asasi Manusia (HAM) 2010 bagi Pelajar SMA se-DKI Jakarta" untuk memperingati Hari HAM sedunia yang jatuh pada Jumat (10/12).

"Ini untuk menyebarluaskan nilai-nilai HAM sejak dini," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Bambang Rantam, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu. Bambang Rantam mengatakan ada sekitar 100 SMA se-DKI Jakarta yang ikut mengkampanyekan HAM ini.

Tema yang diambil dari kampanye HAM ini yakni "Melalui Kampanye Hak Asasi Manusia Kita wujudkan Pemahaman, Pemajuan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia Bagi Warga DKI Jakarta".

Dalam kesempatan tersebut , siswa-siswi SMA se-DKI Jakarta tersebut membacakan "Deklarasi HAM untuk Semua Tahun 2010" yang dipimpin oleh perwakilan siswa-siswi berpreastasi dari beberapa sekolah.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Ir.Soekarno dan wayang

Ini adalah foto Bung Karno beserta Sudiro, Gubernur DKI Jakarta 1953-1960, sedang mengagumi wayang Gatokaca karya Tjermo Suwedo. Gatokaca merupakan perlambang patriot sejati yang selalu bersedia mempertarukan segalanya demi tanah air, bangsa dan rakyatnya. Bung Karno dikenal sebagai penggemar seni wayang. Dulu di Istana Negara setiap bulan selalu diadakan pergelaran wayang kulit yang dimainkan dalang ternama asal Jakarta, Ki Gitosewoko. Kata Dalang dalam singkatan makna Jawa berarti membeberkan ilmu.



Sedangkan foto selanjutnya ini adalah foto Bung Karno ketika sedang mengamati lukisan pertempuran antara Jatayu dengan Rahwana karya maestro pelukis Indonesia, Basuki Abdullah. Basuki Abdullah dilahirkan di Solo, 27 Januari 1915. Beliau merupakan putra dari pelukis R. Abdullah Surjosubroto (putra Dr. Wahidin Sudirohusodo). Lukisan pertempuran Jatayu tersebut diambil dari fragmen Ramayana yang menggambarkan pertarungan sengit antara Burung Jatayu dan Rahwana dalam mempertahankan Dewi Shinta yang akan diculik Rahwana. Jatayu kemudian dikenal sebagai lambang burung pembela kebenaran.



[Sumber: Facebook Page "Ir.Soekarno"]


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Des Alwi Meninggal Dunia

KOMPAS.com - Tokoh nasional Des Alwi meninggal dunia pada Jumat (12/11/2010) sekitar pukul 05.00 WIB di Jakarta.

"Saya tadi mendapat kabar dari ajudan Bapak Try Soetrisno (mantan Wapres.Red) dan saya akan menuju ke rumah duka," kata anggota Eminent Persons Group (EPG) Indonesia-Malaysia, Musni Umar, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Dirinya belum bisa mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya Des Alwi dan dirinya saat ini sedang menuju rumah duka. "Pak Des Alwi bersama saya sama-sama duduk sebagai anggota EPG, sehingga saya cukup dekat dengan beliau," katanya.
JAKARTA,

Des Alwi lahir di Banda Naira, 17 November 1927. Di Jakarta, ia terkenal sebagai pelobi tingkat tinggi dan simbol masyarakat Banda. Sebagian orang menilai, kepiawaian Des Alwi dalam hal melobi, hingga mendapat julukan pelobi tingkat tinggi, dari petinggi nasional hingga internasional itu salah satunya hasil dari kebiasaannya bergaul dengan tokoh-tokoh tahanan politik yang dibuang ke Banda.

Des banyak belajar dari dr Tjipto Mangunkusumo yang disebutnya sebagai Oom Tjip, Dr Muhammad Hatta yang dipanggilnya sebagai Oom Kaca Mata, Sjahrir sebagai Oom Rir, Mr Iwa Kusumah Sumantri dan beberapa anggota Sjarikat Islam Indonesia lainnya.

[Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010/11/12/10102913/Des.Alwi.Meninggal.Dunia]
[Foto diperoleh dari internet]


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Des Alwi dalam kenangan


JUMAT--Sejarawan sekaligus pelaku sejarah Des Alwi membuat film dokumenter mengenai mantan perdana menteri pertama RI Sutan Sjahrir, yang akan ditayangkan pada 5 Maret 2009, atau bertepatan dengan peringatan seratus tahun kelahiran Sjahrir.

"Saya sedang menyiapkan satu film dokumenter tentang Sutan Sjahrir, mulai dari lahir hingga wafatnya," katanya dalam jumpa pers Peringatan 100 Tahun Sutan Sjahrir di Jakarta, Kamis.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Gus Dur: Islam dan Hak Asasi Manusia

Berikut adalah salah satu artikel yang terdapat dalam buku Islamku Islam Anda Islam Kita. Buku dengan kata pengantar dari Dr.M.Syafi’i Anwar ini terbitan The Wahid Institute, 2006.


Tulisan-tulisan yang menyatakan Islam melindungi Hak Asasi Manusia (HAM), seringkali menyebut Islam sebagai agama yang paling demokratis. Pernyataan itu, seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Justru di negeri-negeri muslim-lah terjadi banyak pelanggaran yang berat atas HAM, termasuk Indonesia. Kalau kita tidak mengakui hal ini, berarti kita melihat Islam sebagai acuan ideal namun sama sekali tidak tersangkut dengan HAM. Dalam keadaan demikian, klaim Islam sebagai agama pelindung HAM hanya akan terasa kosong saja, tidak memiliki pelaksanaan dalam praktek kehidupan.

Di sisi lain, kita melihat para penulis seperti Al-Maududi, seorang pemimpin muslim yang lahir di India dan kemudian pindah ke Pakistan, justru tidak mempedulikan hubungan antara Islam dan HAM. Bahkan, baginya hubungan antara Islam dan Nasionalisme justru tidak ada. Nasionalisme adalah ideologi buatan manusia, sedangkan Islam adalah buatan Allah Swt. Bagaimana mungkin mempersamakan sesuatu buatan Allah Swt dengan sesuatu buatan manusia? Lantas, bagaimanakah harus diterangkan adanya hubungan antara perkembangan Islam dalam kehidupan yang dipenuhi oleh tindakan-tindalan manusia? Al-Maududi tidak mau menjawab pertanyaan ini, sebuah sikap yang pada akhirnya menghilangkan arti acuan yang digunakannya.

Bukankah Liga Muslim (Muslim League) yang didukungnya adalah buatan Ali Jinnah dan Liaquat Khan, yang kemudian melahirkan Pakistan, tiga kali berganti nama antara Republik Pakistan dan Republik Islam Pakistan? Bukankah ini berarti campur tangan manusia yang sangat besar dalam pertumbuhan negeri muslim itu? Dan, bagaimanakah harus dibaca tindakan Jendral Pervez Musharraf yang pada bulan lalu telah memenangkan kepresidenan Pakistan melalui plebisit, bukannya melalui pemilu? Dan bagaimana tuduhan-tuduhannya, bahwa para pemuka partai politik, termasuk Liga Muslim, sebagai orang-orang yang korup dan hanya mementingkan diri sendiri?

Banyak negeri-negeri muslim yang telah melakukan ratifikasi atas Deklarasi Universal HAM, yang dikumandangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam tahun 1948. Dalam deklarasi itu, tercantum dengan jelas bahwa berpindah agama adalah Hak Asasi Manusia. Padahal fiqh/hukum Islam sampai hari ini masih berpegang pada ketentuan, bahwa berpindah dari agama Islam ke agama lain adalah tindak kemurtadan (apostacy), yang patut dihukum mati. Kalau ini diberlakukan di Indonesia yang berpindah agama dari Islam ke Kristen sejak tahun 1965, haruslah dihukum mati. Dapatkah hal itu dilakukan? Sebuah pertanyaan yang tidak akan ada jawabannya, karena jika hal itu terjadi merupakan kenyataan yang demikian besar mengguncang perasaan kita.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Google Maps Temukan 'Markas' Batman

( sumber: http://www.detikinet.com/read/2010/10/21/122843/1471149/398/google-maps-temukan-markas-batman/?i991102105 )

Seorang pengguna Google Maps menemukan sebuah gedung yang seakan adalah markas sang manusia kelelawar, Batman. Betapa tidak, di atap gedung itu terpampang simbol Batman yang begitu besarnya.

Penemuan di layanan peta online ini membuat orang bertanya-tanya, mengapa bisa ada simbol besar Batman di atas bangunan? Beberapa pihak menilai, penemuan tersebut hanya kebohongan.

Namun kemudian, dikonfirmasi bahwa bangunan ini benar-benar ada, yakni basis militer Amerika Serikat di Okinawa, Jepang. Kesatuan Air Force’s 44th Fighter Squadron bermarkas di sana.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Muslim Hard-Liners in Central Java Attack Shadow Puppet Shows, Wayang Diserang


sumber: http://www.thejakartaglobe.com/home/muslim-hard-liners-in-central-java-attack-shadow-puppet-shows/401266
Sukoharjo, Central Java. First it was churches and a minority Islamic sect, then the gay community and a former Playboy editor. Now the country’s much-derided Muslim hard-liners are reportedly targeting one of its most beloved icons: Wayang.

Ki Slamet Gundono, a world-renowned dalang (puppet master) for the traditional Javanese shadow puppetry, on Wednesday said hard-liners in Sukoharjo, a town south of Solo, had broken up several performances in the area.

“A bunch of youths calling themselves Laskar Jihad [warriors of jihad] attacked a wayang performance taking place in Sembung Wetan village in Sukoharjo on Saturday night,” he said.

“They threatened members of the audience and forced them to disperse. “We strongly condemn this violence,” he added.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Ahmadinejad Berterima Kasih kepada Paus


[berita ini diambil dari http://internasional.kompas.com/read/2010/10/07/17592043/Ahmadinejad.Berterima.Kasih.kepada.Paus ]

TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah menulis surat ucapan terima kasih kepada Paus Benediktus XVI yang telah mengutuk ancaman seorang yang disebut pastor oleh pengikutnya di Amerika Serikat untuk membakar Al Quran pada peringatan serangan 11 September.

"Saya berterima kasih atas sikap Anda mengutuk tindakan tidak bijak dari sebuah gereja di Florida, Amerika Serikat, yang menghina firman Allah dan menyakiti hati jutaan umat Islam," kata Ahmadinejad dalam surat yang kemudian ditayangkan pada laman kantornya.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Gadis Korban Taliban Berhidung Baru

sumber: http://internasional.kompas.com/read/2010/10/13/09251336/Gadis.Korban.Taliban.Berhidung.Baru-8

Seorang perempuan yang menjadi gadis poster korban penindasan Taliban di Afganistan setelah dimutilasi suaminya memperkenalkan wajah barunya kepada dunia.

Foto Aisha, 19 tahun, yang tanpa hidung, mendapat curahan simpati seluruh dunia setelah muncul di sampul majalah Time menemani artikel yang menyoroti penderitaan perempuan di Afganistan.

KOMPAS.com — Telegraph, Selasa (12/10/2010), melaporkan, Aisha tampil di hadapan kamera untuk menerima sebuah penghargaan Enduring Heart dari Grossman Burn Foundation, yang membayarkan operasinya, di Los Angeles. Maria Shriver, istri Gubernur Arnold Schwarzenegger dari California, memberikan penghargaan itu. "Ini untuk pertama kalinya penghargaan Enduring Heart diberikan kepada seorang perempuan yang teguh hatinya dan yang menunjukkan kepada kita semua apa artinya memiliki cinta dan semangat yang abadi," kata Shriver. Aisha, yang nama sebenarnya tidak diungkapkan, hanya menjawab, "Terima kasih banyak."


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Gus Dur: Negara Islam, Adakah Konsepnya?


Islam tidak mengenal pandangan yang jelas dan pasti tentang pergantian pemimpin. Demikian pula, besarnya negara yang dikonsepsikan menurut Islam, juga tidak jelas ukurannya. Dua hal tersebut dan beberapa hal lain dapat ditemukan penjelasannya dalam salah satu artikel yang terdapat dalam buku Islamku Islam Anda Islam Kita. Buku dengan kata pengantar dari Dr.M.Syafi’i Anwar ini terbitan The Wahid Institute, 2006.
.............................................................

Ada pertanyaan sangat menarik untuk diketahui jawabannya; apakah sebenarnya konsep Islam tentang negara? Sampai seberapa jauhkan hal ini dirasakan oleh kalangan pemikir Islam sendiri? Dan, apakah konsekuensi dari konsep ini jika memang ada? Rangkaian pertanyaan di atas perlu diajukan di sini, karena dalam beberapa tahun terakhir ini banyak diajukan pemikiran tentang negara Islam, yang berimplikasi pada orang yang tidak menggunakan pemikiran itu dinilai telah meninggalkan Islam.

Jawaban-jawaban atas rangkaian pertanyaan itu dapat disederhanakan dalam pandangan penulis dengan kata-kata: tidak ada. Penulis beranggapan, Islam sebagai jalan hidup (syari’ah) tidak memiliki konsep yang jelas tentang negara. Mengapakah penulis beranggapan demikian? Karena sepanjang hidupnya, penulis telah mencari dengan sia-sia makhluk yang dinamakan Negara Islam itu. Sampai hari inipun ia belum menemukannya, jadi tidak salahlah jika disimpulkan memang Islam tidak memiliki konsep bagaimana negara harus dibuat dan dipertahankan.

Dasar dari jawaban itu adalah tiadanya pendapat yang baku dalam dunia Islam tentang dua hal. Pertama, Islam tidak mengenal pandangan yang jelas an pasti tentang pergantian pemimpin. Rasulullah Saw digantikan Sayyidina Abu Bakar – tiga hari setelah beliau wafat. Selama masa itu masyarakat kaum muslimin, minimal di Madinah, menunggu dengan sabar bagaimana kelangkaan petunjuk tentang hal itu dipecahkan. Setelah tiga hari, semua bersepakat bahwa Sayyidinna Abu Bakar-lah yang menggantikan Rasullulah Saw melalui bai’at/prasetia./ Janji itu disampaikan oleh para kepala suku/wakil-wakil mereka, dan dengan demikian terhindarkanlah kaum muslimin dari malapetaka. Sebelum Sayyidina Abu Bakar meninggal dunia, menyatakan kepada komunitas kaum muslimin, hendaknya Umar bin Khattab yang diangkat menggantikan beliau, yang berarti telah ditempuh cara penunjukkan pengganti, sebelum yang digantikan wafat. Ini tentu sama dengan penunjukkan seorang Wakil Presiden oleh seorang Presiden untuk menggantikannya di masa modern ini.

Ketika Umar ditikam Abu Lu’luah dan berada di akhir hidupnya, ia meminta agar ditunjuk sebuah dewan pemilih (electoral college –ahl halli wa al-aqdli), yang terdiri dari tujuh orang, termasuk anaknya, Abdullah, yang tidak boleh dipilih menjadi pengganti beliau. Lalu, bersepakatlah mereka untuk mengangkat Utsman bin Affan sebagai kepala negara/kepala pemerintahan. Untuk selanjutnya, Utsman digantikan oleh Ali bin Abi Thalib. Pada saat itu, Abu Sufyan tengah mempersiapkan anak cucunya untuk mengisi jabatan di atas, sebagai pengganti Ali bin Abi Thalib. Lahirlah dengan demikian, sistem kerajaan dengan sebuah marga yang menurunkan calon-calon raja/sultan dalam Islam sampai dengan khilafah Usmaniyah/Ottoman empire yang oleh para “Islam politik” dianggap sebagai prototype pemerintahan harus diadopsi begitu saja sebagai sebuah “formula Islami”.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Jalan-jalan ke MCR


Kawan, kemaren Sabtu 15 Mei 2010 di MCR ada acara diskusi bertema "MEMPERSIAPKAN INDONESIA DI MASA DEPAN". Beberapa tema yang dibahas berkaitan dengan Pertahanan Negara, Perdagangan Bebas khususnya ACFTA dan politik. Pembicaranya adalah:

1. J. Kristiadi (Pengamat Politik)
2. Raymond Atje (Pengamat Ekonomi)
3. Alexandra Retno Wulan (Pengamat Militer)

Secara keseluruhan, diskusi itu sangat bermanfaat buat aku karena membuka wawasanku menjadi lebih luas lagi. Dari tiga tema yang disampaikan, tema tentang ACFTA menarik untuk aku share. Berikut hal mendasar tentang ACFTA yang menarik untuk aku share di blog ini:


1. Bila Indonesia tidak aktif dalam perjanjian perdagangan, maka produk-produk ekspor Indonesia akan terkena diskriminasi tarif di negara-negara tujuan ekspor.

2. Thailand, yang meski saat ini neraca perdagangannya defisit, akan memperoleh kenaikan pendapatan sebesar US$16.3 juta dari CAFTA. Sementara Indonesia akan memperoleh kenaikan pendapatan sebesar US$6.9 juta bila tetap berada pada skema CAFTA. Dengan kata lain, defisit neraca perdagangan saat ini tidak dapat dijadikan patokan potensi keuntungan dari CAFTA.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Gus Dur: Membaca Sejarah Nusantara


Kawan, berdekatan dengan peringatan 100 hari meninggalnya Gus Dur yang dilakukan di banyak tempat mulai kemaren Rabu, Minggu pagi 11 April ini aku ingat buku yang isinya kumpulan artikel-artikel Gus Dur. Buku dengan KH.A. Mustofa Bisri sebagai pengantar ini berjudul "Membaca Sejarah Nusantara", terbit kemarin Januari setelah Gus Dur wafat. Artikel ke empat dari buku ini mengulas tentang sosok Sultan Agung, Raja Mataram itu. Tiga halaman awal artikel itu bercerita tentang pandangan agraris beliau dan penyerangan beliau ke Batavia.

(hal.13)
Sebagai penguasa Jawa yang menegakkan sistem agraris, dapat dimengerti jika ia kemudian menghancurkan pusat-pusat kelautan (maritim kita), seperti Jepara, Tuban, dan Surabaya. Sistem keningratan yang ditegakkannya menghasilkan para abdi dalem (pejabat kraton) yang hanya mementingkan kelas atas yang berkuasa belaka. Aspirasi rakyat dan kekuatan-kekuatan rakyat lainnya, sama sekali tidak mendapatkan perhatian. Karena itu, cerita yang sampai ke tangan kita hanyalah mengenai intrik-intrik kraton belaka.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Tasawuf Semar Hingga Bagong, Simbol, Makna, dan ajaran Makrifat dalam Punokawan


Judul: Tasawuf Semar Hingga Bagong, Simbol, Makna, dan ajaran Makrifat dalam Punokawan
Pengarang: Muhammad Zaairul Haq

Wayang telah turun temurun menjadi tontonan dan tuntunan masyarakat, demikian pula biografi dan kisah hidup punokawan, yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Buku ini berusaha memaparkan tentang ajaran-ajaran dan penokohan yang ada dalam wayang dan menghubungkannya dgn ajaran-ajaran Islam.

Penggalian wayang oleh penulis diawali dgn pandangan bahwa wayang adalah simbol perilaku kehidupan manusia Jawa, miniatur dari dunia Jawa dan dunia kejawen yang seringkali memandang suatu kebenaran melalui rasio dan indra batin. Ketika kemudian memandang wayang sebagai suatu ajaran, buku ini secara eksplisit menyebut wayang berfungsi sebagai media pendidikan juga.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Para Presiden Indonesia dan Para Paus


Artikel ini bercerita ttng hubungan antara para Presiden Indonesia dgn Vatikan. Bagiku, saat ketika keluarga Soekarno yg dititipkan ke kediaman Mgr. Soegijapranata di tepi Kali Code waktu ibukota Indonesia, Yogyakarta, diserang Belanda Desember 1948 adalah bagian paling emosionil dari artikel ini. [Sumber artikel = http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/3/1157/soekarno_loves_jesus_christ]

Soekarno Loves Jesus Christ
Iwan Satyanegara Kamah - Jakarta

*) Indonesia pernah berwajah cantik memperagakan kehidupan beragama yang indah. Entah mengapa, paras menawan itu meluntur dan memburuk dilihat banyak orang.

BULAN Mei, Vatikan sedang disiram sengatan matahari terik sepanjang hari di musim panas tahun 1959. Cuaca cukup menyengat untuk ukuran kota Vatikan yang mungil itu. Hari Kamis pagi pada 14 Mei 1959, Vatikan kedatangan seorang tamu jauh. Dia datang disambut dengan upacara megah oleh para prajurit berseragam kebesaran a la Eropa abad pertengahan. Bahkan beberapa prajurit senior berpakaian besi seperti serdadu Romawi, karena ini menyambut sebuah kunjungan resmi seorang presiden negara besar ke negara terkecil di dunia.

Bagai seorang pangeran dari “somewhere from the East” dengan gaya berpakaian khas bertopi hitam (=peci hitam - penulis blog) yang menjadi cirinya di kepala. Dia datang dengan rombongan besar. Mereka tiba dengan 9 mobil yang mengantar mereka untuk beraudiensi dengan Paus Johannes XXIII, pemimpin spiritual umat Katolik sejagat yang bertubuh tambun.

Tepat pukul 7.50, sang tamu dengan berpakaian jas lengkap putih-putih, datang sambil mengempit tongkat kesayangannya di lengan atas tangan kiri. Di lehernya tergantung medali ukiran beruntai kuning emas. Dia tampak seperti sudah biasa datang Ruang Clementine atau Clement VIII Pax V, sebuah ruangan kecil dalam kompleks negara seluas lapangan golf itu, tempat pemimpin Gereja Katolik itu menerima tamu-tamu resminya. Ini kunjungannya kedua ke tempat pusat rohani umat Katolik sebumi setelah 3 tahun.

Tamu itu seorang pemimpin negara berpenduduk umat Islam terbesar sejagat, sowan ke pemimpin umat Katolik juga sejagat. Presiden Soekarno bertamu kepada Paus Johannes XXIII. Sang pemimpin umat Katolik yang bernama Kardinal Angelo Giuseppe Roncalli itu, agak senang mendapat tamu jauh dari sebuah negeri muslim, meski ia belum setahun menduduki tahta suci di Vatikan. Ia memberi penghargaan tinggi kepada tamunya dan juga anggota rombongannya, berupa kotak kecil yang diterima secara bergiliran satu per satu.

3 PAUS 8 TAHUN
Mengapa Soekarno sering berkunjung ke pusat agama Katolik sedunia itu? Sering?

Ya, untuk ukuran dan skala seorang Soekarno, bertandang ke Vatikan dan menemui paus, bisa dibilang sering. Pertemuannya dengan Johannes XXIII adalah yang kedua baginya menemui seorang paus. Sebelumnya pada Rabu 13 Juni 1956, dalam rangka tur keliling dunianya, dia pertama kalinya menginjakkan kaki di Vatikan dan menemui Paus Pius XII, yang juga bangga didatangi seorang pemimpin sebuah negeri muslim dari jauh berantah. Sang tamupun mendapat pujian dan kehormatan atas kedatangannya itu.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Paus Benediktus XVI Kirim Ucapan Duka untuk Gus Dur

Jakarta - Wafatnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) tidak hanya membuat duka bagi bangsa Indonesia. Pimpinan umat Katolik sedunia, Paus Benediktus XVI juga mengirimkan ucapan bela sungkawa atas kepergian Gus Dur.

"Ya Allah yang maha kasih kami telah kehilangan negarawan yang besar. Yang mengajarkan perbedaan. Kau panggil Bapak kami Abdurahman Wahid yang selalu mengajarkan perdamaian. Bangsa ini membutuhkan beliau," ujar Romo Benny Susetyo saat membacakan surat bela sungkawa yang dikirimkan Paus Benediktus XVI.



Hal tersebut disampaikan Romo Benny saat memberikan testimoni dari umat Katolik, di acara 7 hari tahlilan Gus Dur, di Jl Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2009) malam.

Tidak hanya umat Katolik, umat Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu juga memberikan doa bagi almarhum Mantan Presiden ke 4 ini dengan caranya masing-masing.


Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/01/05/215035/1272314/10/paus-benediktus-xvi-kirim-ucapan-duka-untuk-gus-dur


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Kisah Gus Dur dan Castro di Hotel Havana


Jakarta - Gus Dur merupakan salah satu Presiden RI yang tidak terlalu mementingkan protokoler. Saat bertemu Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro tahun 2000 lalu, Gus Dur hanya mengenakan sandal jepit. Selain membicarakan hal serius, Gus Dur pun membuat lelucon yang membuat Fidel Castro tertawa terbahak-bahak.


Kisah ini diceritakan mantan Kepala Protokoler Istana, Wahyu Muryadi, saat berbincang-bincang dengan detikcom, Selasa (5/1/2010). Wahyu saat itu mendampingi Gus Dur menginap di Hotel Melia Havana. Gus Dur dan rombongan datang ke Havana untuk menghadiri acara KTT Non Blok.

Saat itu, sekitar pukul 22.00 waktu setempat, Gus Dur sedang santai di sofa kamar suite-nya di hotel tersebut. Gus Dur lagi asyik mendengarkan kaset wayang kulit dengan menggunakan headphone. Dia mengenakan celana pendek dan sandal jepit.

Malam sudah hampir larut, Gus Dur dan juga para pejabat pemerintah RI lainnya tak mengira akan kedatangan pemimpin Kuba. "Saat itu Pak Fidel Castro memang datang ke hotel secara mendadak. Dia mengenakan baju cokelat seperti seragam Pemda itu, tanpa topi," kata Wahyu.

Begitu mendengar kehadiran Castro, Wahyu Muryadi pun langsung lompat dan lari ke lantai atas untuk membangunkan Menlu Alwi Shihab yang sudah terlelap tidur. "Paspampres kaget, soalnya Castro memaksa masuk kamar suite Gus Dur. Aku lompat lari ke atas membangunkan Menlu Alwi Shihab yang terlihat kelelahan," kata wartawan Tempo itu.

Kedatangan Castro juga membuat Gus Dur panik. Dia bergegas mengenakan celana panjang. Namun, Gus Dur tak sempat memakai sepatu. Gus Dur pun menemui Castro dengan mengenakan sandal jepit. "Saat itu Castro menenangkan Gus Dur dengan mengatakan 'Its okay Mr President, Don't be in a hurry'," terang Wahyu.

Setelah membahas sesuatu yang serius terkait KTT Non Blok selama 30 menit, Gus Dur dan Castro pun beradu lelucon. Seperti diketahui, Gus Dur memang sangat pandai untuk membuat lelucon di berbagai forum yang ia hadiri.

Ketika bertemu Castro, Gus Dur menyampaikan lelucon tentang presiden-presiden Indonesia yang gila. Menurut Gus Dur, presiden RI pertama gila wanita, presiden RI kedua gila harta, dan presiden RI ketiga gila teknologi. "Terus presiden yang keempat, coba Pak Castro tebak," kata Gus Dur saat itu. "I don't know," jawab Castro.

"Kalau saya ini yang memilih orang-orang gila," kata Gus Dur. Saat itu Castro yang selalu berpenampilan dengan janggut panjangnya itu langsung terpingkal-pingkal. "Ini benar-benar terjadi, karena saat itu saya dan Pak Alwi yang mendampingi Gus Dur," ujar Wahyu yang mengaku kisah ini sulit untuk dilupakan dan selalu terkenang-kenang.

(asy/ape)

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/01/05/195134/1272299/10/kisah-gus-dur-dan-castro-di-hotel-melia-havana?991102605


Klik ini untuk kelanjutannya

Popular Posts