Archives

gravatar

Para Presiden Indonesia dan Para Paus


Artikel ini bercerita ttng hubungan antara para Presiden Indonesia dgn Vatikan. Bagiku, saat ketika keluarga Soekarno yg dititipkan ke kediaman Mgr. Soegijapranata di tepi Kali Code waktu ibukota Indonesia, Yogyakarta, diserang Belanda Desember 1948 adalah bagian paling emosionil dari artikel ini. [Sumber artikel = http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/3/1157/soekarno_loves_jesus_christ]

Soekarno Loves Jesus Christ
Iwan Satyanegara Kamah - Jakarta

*) Indonesia pernah berwajah cantik memperagakan kehidupan beragama yang indah. Entah mengapa, paras menawan itu meluntur dan memburuk dilihat banyak orang.

BULAN Mei, Vatikan sedang disiram sengatan matahari terik sepanjang hari di musim panas tahun 1959. Cuaca cukup menyengat untuk ukuran kota Vatikan yang mungil itu. Hari Kamis pagi pada 14 Mei 1959, Vatikan kedatangan seorang tamu jauh. Dia datang disambut dengan upacara megah oleh para prajurit berseragam kebesaran a la Eropa abad pertengahan. Bahkan beberapa prajurit senior berpakaian besi seperti serdadu Romawi, karena ini menyambut sebuah kunjungan resmi seorang presiden negara besar ke negara terkecil di dunia.

Bagai seorang pangeran dari “somewhere from the East” dengan gaya berpakaian khas bertopi hitam (=peci hitam - penulis blog) yang menjadi cirinya di kepala. Dia datang dengan rombongan besar. Mereka tiba dengan 9 mobil yang mengantar mereka untuk beraudiensi dengan Paus Johannes XXIII, pemimpin spiritual umat Katolik sejagat yang bertubuh tambun.

Tepat pukul 7.50, sang tamu dengan berpakaian jas lengkap putih-putih, datang sambil mengempit tongkat kesayangannya di lengan atas tangan kiri. Di lehernya tergantung medali ukiran beruntai kuning emas. Dia tampak seperti sudah biasa datang Ruang Clementine atau Clement VIII Pax V, sebuah ruangan kecil dalam kompleks negara seluas lapangan golf itu, tempat pemimpin Gereja Katolik itu menerima tamu-tamu resminya. Ini kunjungannya kedua ke tempat pusat rohani umat Katolik sebumi setelah 3 tahun.

Tamu itu seorang pemimpin negara berpenduduk umat Islam terbesar sejagat, sowan ke pemimpin umat Katolik juga sejagat. Presiden Soekarno bertamu kepada Paus Johannes XXIII. Sang pemimpin umat Katolik yang bernama Kardinal Angelo Giuseppe Roncalli itu, agak senang mendapat tamu jauh dari sebuah negeri muslim, meski ia belum setahun menduduki tahta suci di Vatikan. Ia memberi penghargaan tinggi kepada tamunya dan juga anggota rombongannya, berupa kotak kecil yang diterima secara bergiliran satu per satu.

3 PAUS 8 TAHUN
Mengapa Soekarno sering berkunjung ke pusat agama Katolik sedunia itu? Sering?

Ya, untuk ukuran dan skala seorang Soekarno, bertandang ke Vatikan dan menemui paus, bisa dibilang sering. Pertemuannya dengan Johannes XXIII adalah yang kedua baginya menemui seorang paus. Sebelumnya pada Rabu 13 Juni 1956, dalam rangka tur keliling dunianya, dia pertama kalinya menginjakkan kaki di Vatikan dan menemui Paus Pius XII, yang juga bangga didatangi seorang pemimpin sebuah negeri muslim dari jauh berantah. Sang tamupun mendapat pujian dan kehormatan atas kedatangannya itu.


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Paus Benediktus XVI Kirim Ucapan Duka untuk Gus Dur

Jakarta - Wafatnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) tidak hanya membuat duka bagi bangsa Indonesia. Pimpinan umat Katolik sedunia, Paus Benediktus XVI juga mengirimkan ucapan bela sungkawa atas kepergian Gus Dur.

"Ya Allah yang maha kasih kami telah kehilangan negarawan yang besar. Yang mengajarkan perbedaan. Kau panggil Bapak kami Abdurahman Wahid yang selalu mengajarkan perdamaian. Bangsa ini membutuhkan beliau," ujar Romo Benny Susetyo saat membacakan surat bela sungkawa yang dikirimkan Paus Benediktus XVI.



Hal tersebut disampaikan Romo Benny saat memberikan testimoni dari umat Katolik, di acara 7 hari tahlilan Gus Dur, di Jl Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2009) malam.

Tidak hanya umat Katolik, umat Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu juga memberikan doa bagi almarhum Mantan Presiden ke 4 ini dengan caranya masing-masing.


Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/01/05/215035/1272314/10/paus-benediktus-xvi-kirim-ucapan-duka-untuk-gus-dur


Klik ini untuk kelanjutannya
gravatar

Kisah Gus Dur dan Castro di Hotel Havana


Jakarta - Gus Dur merupakan salah satu Presiden RI yang tidak terlalu mementingkan protokoler. Saat bertemu Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro tahun 2000 lalu, Gus Dur hanya mengenakan sandal jepit. Selain membicarakan hal serius, Gus Dur pun membuat lelucon yang membuat Fidel Castro tertawa terbahak-bahak.


Kisah ini diceritakan mantan Kepala Protokoler Istana, Wahyu Muryadi, saat berbincang-bincang dengan detikcom, Selasa (5/1/2010). Wahyu saat itu mendampingi Gus Dur menginap di Hotel Melia Havana. Gus Dur dan rombongan datang ke Havana untuk menghadiri acara KTT Non Blok.

Saat itu, sekitar pukul 22.00 waktu setempat, Gus Dur sedang santai di sofa kamar suite-nya di hotel tersebut. Gus Dur lagi asyik mendengarkan kaset wayang kulit dengan menggunakan headphone. Dia mengenakan celana pendek dan sandal jepit.

Malam sudah hampir larut, Gus Dur dan juga para pejabat pemerintah RI lainnya tak mengira akan kedatangan pemimpin Kuba. "Saat itu Pak Fidel Castro memang datang ke hotel secara mendadak. Dia mengenakan baju cokelat seperti seragam Pemda itu, tanpa topi," kata Wahyu.

Begitu mendengar kehadiran Castro, Wahyu Muryadi pun langsung lompat dan lari ke lantai atas untuk membangunkan Menlu Alwi Shihab yang sudah terlelap tidur. "Paspampres kaget, soalnya Castro memaksa masuk kamar suite Gus Dur. Aku lompat lari ke atas membangunkan Menlu Alwi Shihab yang terlihat kelelahan," kata wartawan Tempo itu.

Kedatangan Castro juga membuat Gus Dur panik. Dia bergegas mengenakan celana panjang. Namun, Gus Dur tak sempat memakai sepatu. Gus Dur pun menemui Castro dengan mengenakan sandal jepit. "Saat itu Castro menenangkan Gus Dur dengan mengatakan 'Its okay Mr President, Don't be in a hurry'," terang Wahyu.

Setelah membahas sesuatu yang serius terkait KTT Non Blok selama 30 menit, Gus Dur dan Castro pun beradu lelucon. Seperti diketahui, Gus Dur memang sangat pandai untuk membuat lelucon di berbagai forum yang ia hadiri.

Ketika bertemu Castro, Gus Dur menyampaikan lelucon tentang presiden-presiden Indonesia yang gila. Menurut Gus Dur, presiden RI pertama gila wanita, presiden RI kedua gila harta, dan presiden RI ketiga gila teknologi. "Terus presiden yang keempat, coba Pak Castro tebak," kata Gus Dur saat itu. "I don't know," jawab Castro.

"Kalau saya ini yang memilih orang-orang gila," kata Gus Dur. Saat itu Castro yang selalu berpenampilan dengan janggut panjangnya itu langsung terpingkal-pingkal. "Ini benar-benar terjadi, karena saat itu saya dan Pak Alwi yang mendampingi Gus Dur," ujar Wahyu yang mengaku kisah ini sulit untuk dilupakan dan selalu terkenang-kenang.

(asy/ape)

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/01/05/195134/1272299/10/kisah-gus-dur-dan-castro-di-hotel-melia-havana?991102605


Klik ini untuk kelanjutannya

Popular Posts