gravatar

Tasawuf Semar Hingga Bagong, Simbol, Makna, dan ajaran Makrifat dalam Punokawan


Judul: Tasawuf Semar Hingga Bagong, Simbol, Makna, dan ajaran Makrifat dalam Punokawan
Pengarang: Muhammad Zaairul Haq

Wayang telah turun temurun menjadi tontonan dan tuntunan masyarakat, demikian pula biografi dan kisah hidup punokawan, yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Buku ini berusaha memaparkan tentang ajaran-ajaran dan penokohan yang ada dalam wayang dan menghubungkannya dgn ajaran-ajaran Islam.

Penggalian wayang oleh penulis diawali dgn pandangan bahwa wayang adalah simbol perilaku kehidupan manusia Jawa, miniatur dari dunia Jawa dan dunia kejawen yang seringkali memandang suatu kebenaran melalui rasio dan indra batin. Ketika kemudian memandang wayang sebagai suatu ajaran, buku ini secara eksplisit menyebut wayang berfungsi sebagai media pendidikan juga.

Dijelaskan di buku ini tentang berbagai macam nilai-nilai yang didapat dari kisah wayang dan hubungannya dgn ajaran Islam, khususnya ayat-ayat Al Quran, kisah para sahabat, juga dgn ajaran para tokoh Jawa seperti Pakubuwana IV. Ajaran-ajaran yang diungkap antara lain: Nilai Keadilan, Nilai Kedermawanan, Nilai Kebijakansanaan, Nilai Kesopanan, Nilai Demokrasi, Nilai Kasih Sayang, Nilai Keberanian, Semangat, dan Tekad Sejati. Secara khusus, berkaitan dgn nilai keadilan, buku ini mengulas “persamaan” antara kisah poligami dalam kisah wayang, yang mana dilakukan Arjuna dan ajaran Islam tentang poligami.

Walaupun juga membahas tentang para tokoh wayang yang lain, buku ini secara khusus mengulas tentang para punokawan, khususnya dalam Bab III, Ajaran Moral Spiritual. Ajaran Moral Spiritual yang dapat diperoleh dari kisah punokawan dan berhubungan dgn ajaran Islam menurut buku ini adalah Berbakti Kepada Guru, Narima Ing Pandum, Ajaran, Kepemimpinan Sejati, Ajaran Keseimbangan Hidup Sejati, Ajaran Keselamatan Sejati, Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Ajaran Kebajikan, Ajaran Tasawuf, Lima Belas Sifat Satriya Utama.

Popular Posts