gravatar

Kiai Sahal: NU Lemah Dalam Manajerial Ekonomi dan Kaderisasi Generasi Muda



“NU dan PKS itu sangat jauh berbeda, jadi tak bisa disamakan. Kalau PKS itu cenderung pada aliran Wahabi, NU tidak sama sekali. NU setia pada pengamalan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah,” ujar Kiai Sahal yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut (nuonline)



Semakin memudarnya eksistensi NU salah satunya disebabkan kelemahan NU dalam manajemen ekonomi dan kaderisasi generasi muda. Demikian pendapat Raia Aam PBNU KH Sahal Mahfudz dalam sambutannya pada Konferensi Cabang NU Pati, Ahad 6 Juli 2008 lalu.“Warga NU seharusnya sadar dengan hal ini. Dari dulu kader NU sudah banyak yang mengikuti workshop pelatihan ekonomi, akan tetapi tak banyak yang menerapkan bagi kemajuan NU”, tandas Kiai Sahal.

Menurut Kiai Sahal, apabila warga NU memiliki kegigihan untuk mengelola lembaga keuangan, maka tak akan cepat berkembang dan menuai kesuksesan.

Kiai Sahal mencontohkan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Artha Huda di Kajen, yang pada awalnya merupakan modal pinjaman, akan tetapi sukses karena dikelola dengan sistem manajemen profesional. Selain itu, Kiai Sahal juga mencontohkan banyaknya Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) di Rembang yang dikelola warga NU.

Kelemahan NU dalam bidang manajemen ekonomi pun diikuti oleh kelemahan NU dalam kaderisasi generasi mudanya, sehingga banyak generasi muda NU terutama di kota-kota besar yang tertarik kepada kepada partai yang berbeda faham keagamaannya dengan NU, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“NU dan PKS itu sangat jauh berbeda, jadi tak bisa disamakan. Kalau PKS itu cenderung pada aliran Wahabi, NU tidak sama sekali. NU setia pada pengamalan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah,” ujar Kiai Sahal yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut (nuonline).

Popular Posts